Jumat, 17 Oktober 2014

perbanyakan tanaman anggrek

1.latar belakang


Anggrek atau Orchidaceae termasuk  dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan di daerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari Kutub Utara sampai daerah Katulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika (Rudhy, 2006). 
Anggrek adalah tumbuhan yang dikenal sebagai tanaman yang mempunyai bunga indah, mempesona dan menakjubkan.  Anggrek juga sebagai salah satu keluarga terbesar di dunia tumbuhan, yang diperkirakan mempunyai 25.000 jenis alam dan 110.000 hibrida yang telah resmi tercatat di Royal Horticultural Society, menjadikan anggrek adalah jenis tumbuhan yang paling banyak macamnya (Dressler, 1982).
Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan  alternatif untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya dalam jumlah besar. Perbanyakan secara vegetatif dengan sistem konfensional, umumnya masih memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, saat ini di beberapa negara maju telah banyak dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak lagi, yaitu dengan Sistem Kultur Jaringan.
Kultur Jaringan sering disebut juga perbanyakan tanaman secara  in vitro, yaitu budidaya tanaman yang dilaksanakan dalam botol-botol dengan media khusus dan alat-alat yang serba steril. Sistem perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Tanaman baru yang dihasilkkan mempunyai sifat-sifat biologis yang sama dengan sifat induknya. Sistem budidaya jaringan juga memiliki keuntungan lain yaitu penghematan tenaga, waktu, tempat dan biaya

2. cerita singkat kultur jaringan 

Pelaksanaan perbanyakan tanaman di Indonesia dengan sistem kultur jaringan sampai saat ini memang masih terbatas dikalangan ilmuwan, peneliti pada perkebunan, instansi yang terkait dengan pertanian, biologi, farmasi dan dikalangan perguruan tinggi. Sumber informasi tentang kultur jaringan juga masih sangat minim, hanya sesekali dapat diketahui melalui sarana komunikasi surat kabar, majalah, radio, televisi. Sumber pustaka mengenai  petunjuk praktis pelaksanaan kultur jaringan juga masih sulit didapatkan, kalaupun ada masih sangat sukar dimengerti oleh kalangan petani. Padahal perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan mempunyai prospek yang sangat baik dihari-hari mendatang, sebab perbanyakan tanaman dengan sistem ini memiliki banyak keuntungan baik dari segi hasil, biaya, tenaga, tempat maupun waktu (Sriyanti dan Wijayani, 1994).

3.cara kultur

 Teknik kultur jaringan menuntut syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam pelaksanaannya. Syarat pokok pelaksanaan kultur jaringan adalah laboratorium dengan segala fasilitasnya. Laboratorium harus menyediakan alat-alat kerja, sarana pendukung terciptanya kondisi aseptik terkendali dan fasilitas dasar seperti, air, listrik dan bahar bakar.
Pelaksanaan kultur jaringan memerlukan juga perangkat lunak yang memenuhi syarat kimia, proses fisiologi tanaman (biokimia dan fisika) dan berbagai macam pekerjaan analitik. Dalam melakukan pelaksanaan kultur jaringan, pelaksana harus mempunyai latar belakang ilmu-ilmu dasar tertentu yaitu botani, fisiologi tumbuhan, kimia  dan fisika yang memadai. Pelaksana akan berkecimpung dalam pekerjaan yang berhubungan erat dengan ilmu-ilmu  dasar tersebut. Pelaksana juga dituntut dalam hal ketrampilan kerja, ketekunan dan kesabaran yang tinggi serta harus bekerja intensif  (Sriyanti dan Wijayani, 1994).

4.pengenalan kultur

Kultur jaringan sudah diakui sebagai metode baru dalam perbanyakan tanaman. Tanaman yang pertama berhasil diperbanyak secara besar-besaran vii melalui kultur jaringan adalah tanaman anggrek, menyusul berbagai tanaman hias, sayuran, buah-buahan, pangan dan tanaman hortikultura lainnya. Selain itu juga saat ini telah dikembangkan tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan melalui teknik kultur jaringan. Terutama untuk tanaman yang secara ekonomi menguntungkan untuk diperbanyak melalui kultur jaringan, sudah banyak dilakukan secara industrial. Namun ada beberapa tanaman yang tidak menguntungkan bila dikembangkan dengan kultur jaringan, misalnya: kecepatan multiplikasinya terlalu rendah, terlalu banyak langkah untuk mencapai tanaman sempurna atau terlalu tinggi tingkat penyimpangan genetik.
Masyarakat pecinta tanamanan aggrek adalah yang paling dahulu tertarik dengan perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan. Sistem kultur jaringan ini dapat menghasilkan bibit-bibit anggrek dalam jumlah banyak. Bibit-bibit anggrek hasil dari kultur jaringan memiliki kualitas yang sangat baik dengan warna bunga yang seragam.
bunga anggrek

1 komentar:

komentarlah sesuai kebutuhan